Basah Kuyup……….
Seusai pertunjukan wayang kulit, Mbah Darmo bergegas ingin pulang kerumahnya. Tapi, karena hujan turun sangat lebat, Mbah Darmo menunggu di warung depan. Dengan di temani Pojan (cucu Mbah Darmo), Mbah Darmo menunggu sambil minum segelas kopi panas.
Pojan : Mbah, bagai mana ini. Hujan tak kunjung redah
Mbah Darmo : Ia, Jan. Mana Mbok lagi sakit
Pojan : Jadi bagai mana, Mbah…?
Apa kita pulang saja…?
Mbah Darmo : Ya…ayok lah, Jan. Kasihan Mbok di rumah sendirian.
Mbah Darmo pun menuju ketempat parkiran dan menghidupkan kereta tua miliknya. Honda tahun 60-an yang masih dipakainya hingga kini.
Mbah Darmo : Yuk Jan
Pojan : Ia, Mbah
Tak Jauh kereta melaju dari tempat pertunjukan wayang kulit. Mereka pun berkenti.
Pojan : Kenapa berhenti Mbah…?
Mbah Darmo : Mbah salah ngambil jalan, Jan.
Jalan di depan sudah rusah banyak lobangnya.
Mana tidak kelihatan, terendam air.
Pojan : Udah Mbah Jalan aja,
lewat kampong sebelah. Mutar balik lah,
Mbah Darmo : Betul juga, Jan.
Mereka pun masih tetap melewati jalan itu. Padahal sudah tertulis “Jalanan Rusak Tidak Dapat Dilewati”.
Ditengah jalan rusak itu mereka diberi tahu kepada orang-orang Batak yang ada di warung pinggir jalan tersebut sambil bermain gitar.
Orang Batak : Pung,
Kenapa masih Opung lewati, macam mana opung ini.
Lagian banyak pulak lobang di situ
(berkata dengan logat bataknya yang susah di mengerti itu)
Mbah Darmo : Jan. Apa maksutnya, Jan
Pojan : Oh… kurasa maksutnya, bahwa ia memberitahu jalanan ini
rusak parah.
Udah Mbah, kita mutar balik aja lagi lewat kampung sebelah
Mbah Darmo : Udah Jan, jangan kau dengarkan omongan dia.
Diakan lagi mabok
Mbah Darmo melanjutkan perjalanan itu. Walaupun tinggi air sudah sampai setengah dengkul. Mbah Darmo naik kereta tuanya dan Pojan berjalan selangkah demi selangkah. Karena pojan memperhatikan jalannya. Pojan terkejut mendengar teriakan orang Batak yang ada di warung tadi.
Orang Batak : Hei Ucok! Kau tengok Opung mu itu.
Pojan : Apa lah maksut orang Batak itu…..?
Orang Batak : Alamak jang ! Itu Opung mu.
Karena warung itu milik orang Jawa. Pemilik warung itu berkata kepada orang Batak itu.
Pemilik warung : Hei Tongat (nama orang Batak itu) dia tidak mengerti
omongan mu. Biar aku saja yang teriak.
Pemilik warung : Hei nak ! Itu Mbah mu
Pojan bingung mencari Mbahnya.
Pojan : Mbah, Mbah, Mbah !
Ternyata Mbah Darmo tenggelam bersama kereta tuanya digalian pipa air yang belum selesai karena hujan. Orang-orang Batak yang ada di warung tersebut pun berlari mendekati mereka dan menolong Mbah Darmo yang berteriak minta tolong di dalam lobang yang tak terlihat karena banjir
Mbah Darmo : Tolong, tolong, tolong !
Mereka mengangkat Mbah Darmo dari dalam air. Orang Batak tadi pun berkata kepada Mbah Darmo dan Pojan
Orang Batak : Tak mau kalian mendengar cakapku. Sudah di bilang jalan ini
rusak masih pulak kalian lewati.
Alamak……… luar biasa kali kalian ini.